Sarana Untuk Berbagi Informasi


Temuan Survey KRI Spica, Longsoran Penyebab Tsunami Palu


KRI Spica-934
TEMUAN SURVEY KRI SPICA, LONGSORAN PENYEBAB TSUNAMI  PALU - Berita cukup mengejutkan tentang adanya longsoran dasar laut yang cukup masif di Teluk Palu, bahkan diduga longsoran inilah yang memicu terjadinya tsunami yang melanda kota Palu dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Informasi ini berasal dari Pusat Hidro-Oseanografi TNI-AL yang dalam rangka peran turut serta dalam penanggulangan dan mitigasi bencana alam gempa dan tsunami Palu-Donggala  yang terjadi di Sulawesi Tengah pada tanggal 28 September 2018 lalu.
Baca juga : Bencana Gempa Dan Tsunami Palu-Donggala
Beberapa hari setelah kejadian bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah tersebut,  Pusat Hidro-Oseanografi TNI-AL mengirimkan kapal jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) KRI Spica-934 ke perairan Teluk Palu dan sekitarnya, untuk melakukan survey bawah laut. KRI Spica-934 merupakan kapal survey terbaru yang dilengkapi berbagai peralatan canggih, diantaranya Multibeam Echosounder EM-302. Peralatan ini mampu mengukur kedalaman laut sampai dengan 6.000 m dan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1.000 m. Selain itu Multibeam Echosounder ini mampu menghasilkan sapuan Batimetri Full Coverage.

Pada kesempatan tersebut KRI Spica-934 juga melakukan kegiatan pemetaan untuk menemukan kemungkinan spot kedangkalan di mulut perairan teluk. Hasilnya ?, sebagaimana admin kutip dari rilis berita Pushidrosal yang berjudul "KRI Spica-934 Temukan Longsoran Dasar Laut Di Perairan Teluk Palu"ditemukan adanya longsoran dasar laut pada kedalaman 200-500 m di Tanjung Labuan/Wani Teluk Palu.

Kapushidrosal Laksamana Muda Dr. Harjo Susmoro menyebutkan bahwa hasil temuan tersebut dibenarkan oleh pakar Tsunami UGM Dr. Gegar Sapta Prasetya dan Dr. Rahman Hidayat dari Kemenkomaritim yang ikut (on board) di kapal. Mereka menyebutnya sebagai Submarine Slumps, yang diduga sebagai asal kekuatan yang menimbulkan tsunami.


Dari gambar hasil survey yang dirilis oleh Pushidrosal, dapat terlihat lokasi longsoran dasar laut tersebut (berwarna merah). Data hasil survey dan pemetaan yang dilakukan oleh KRI Spica-934 sangat berguna di kemudian hari, terutama bagi pemerintah baik pusat maupun daerah.

Bagi Pemerintah Pusat dapat menjadi dasar dalam pembuatan kebijakan dan prediksi proses-proses geologi wilayah, serta usaha mitigasi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami atau tanah longsor. 
Bagi pemerintah daerah yang daerah terkena bencana, data tersebut dapat digunakan dalam pembuatan kebijakan pokok dan prioritas, seperti; replan pembangunan infra stuktur, tata ruang dan relokasi penduduk.

Pada bagian akhir keterangannya, Kapushidrosal tak lupa mengingatkan kita semua bahwa tidak selalu ilmu pengetahuan dapat menjelaskan kejadian di seluruh permukaan bumi ini. Dihimbau pula agar kita selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwa'an agar dihindarkan dari berbagai macam bencana alam yang belakangan dirasa semakin meningkat. Suatu peringatan dan himbauan yang sangat layak untuk direnungkan dan dilaksanakan,-Semoga.

Catatan :
Artikel ini sebenarnya pernah admin posting di blog ini pada tanggal 16 Oktober yang lalu, namun karena suatu alasan admin hapus. Dikarenakan adanya pertimbangan dapat menambah wawasan maka diterbitkan kembali dengan sedikit perbaikan - harap maklum.

2 comments:

  1. Sebaiknya survey semacam itu juga dilakukan u seluruh wilayah perairan kita, terutama daerah lintasan patahan..

    ReplyDelete
  2. Bagaimana dengan selat sunda yg juga timbulkan tsunami Desember lalu?

    ReplyDelete

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda | andytren.blogspot.com